PUBLIC SPEAKING (Pengertian Umum) dan saless
Komunikasi di depan umum sangatlah
penting bagi generasi muda saat ini, karena dengan berlatih untuk berbicara di
depan umum dapat menguji keberanian untuk menyampaikan ide-ide, pengetahuan,
dan pengalaman kepada orang banyak. Akan tetapi dimanakah kita dapat menjumpai
kelompok-kelompok anak muda yang melatih diri, menyiapkan diri, untuk cakap dan
terampil berbicara di dapan umum?
Padahal di negara kita, yang merdeka,
damai, dan berbudaya dan haus akan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, tuntutan
agar kita cakap berbiacara secara efektif di depan publik sangatlah besar.
Inilah salah satu obsesi penulis,
bagaimana membantu generasi penerus ini supaya terampil berkomunikasi langsung
di depan publik. Kecakapan ini lebih menjamin terciptanya masyarakat yang
saling menghargai, saling memahami, dan bersama-sama menuju kepembangunan
nasional.
Beberapa pengertian mengenai public
speaking adalah sebagai berikut:
- cara berkomunikasi mengungkapkan pikiran, pandapat, gagasan, parasaan, dan keinginan dengan bantuan lambang-lambang yang di sebut kata-kata (Tarigan, 1981:8)
- ekspresi dari gagasan-gagasan pribadi seseorang (Powers, 1954:5-6)
Berbicara didepan publik/umum merupakan kegiatan yang pada dasarnya
dilakukan dalam rangka komunikasi. Pembicara memiliki ide yang dapat berupa
pengetahuan, pengalaman, cita-cita, keinginan, perasaan, dan sebagainya itu
akan disampaikan kepada publik. Bagaimana cara menyampaikannya?
Pembicara
menyajikan idenya mempergunakan kode, tanda atau lambing. Kode utama yang
diperlukan pembicara adalah bahasa. Bahasa yang disusun begitu rupa untuk untuk
menyampaikan ide ini biasa disebut wacana. Karena pembicara ingin menyampaikan
idenya secara langsung kepada publiknya. Wujud wacananya adalah wacana lisan.
Publik mendengarkan wacana lisan pembicara serta menyaksikan ekspresi wajah,
gerak anggota tubuh, dan penampilan pembicara.publik aktif menafsirkan ide yang
ingin disampaikan pembicara dengan mempergunakan wacana lisan dan seluruh
ekspresinya itu.
Apa tujuan
utama orang berbicara di depan umum? Tujuan orang berbicara didepan umum adalah
agar umum memiliki ide seperti yang dimiliki pembicara. Dengan kata lain,
tercipta kebersamaan dalam ide. Pembicara dan publik sama-sama memiliki ide
yang sama.
Untuk
memulai berbicara didepan forum umum, ada 4 faktor yang harus dimiliki oleh
seorang pembicara , yaitu :
- Percaya Diri
Salah satu
faktor utama yang wajib pertama kali dimiliki oleh pembicara. Jika seorang
pembicara tidak percaya diri maka akan sulit baginya untuk menyampaikan ide dan
gagasan yang ada didalam pikirannya. Hal ini disebabkan hatinya sudah diliputi
rasa grogi,malu atau takut sehingga bingung harus menyampaikan apa dan tidak
tahu dari manakah untuk memulai presentasinya. Rasa percaya diri ini dapat
dilatih perlahan dengan mulai berlatih berbicara dihadapan forum-2 kecil dengan
tema pembicaraan ringan dan santai.
- Kejelasan Suara
Gunakan
suara yang dapat didengar jelas oleh audien (pendengar). Volume suara cukup
sedang-2 saja dan jangan menggunakan istilah-2 yang sulit dimengerti oleh
audien karena tingkat pengetahuan dari masing-2 audien tidak sama. Penggunaan
istilah-2 umum mungkin akan sangat membantu para audien memahami apa yang kita
sampaikan.
- Ekspresi/Gerak Mimik
Seorang
pembicara juga merupakan seorang aktor dihadapan audiennya. Penggunaan ekspresi
yang tepat sesuai tema pembicaraan kita akan dapat membuat audien menjadi lebih
semangat untuk mengikuti setiap detil pembicaraan kita dan terhindar dari
kantuk akibat kebosanan melihat cara berbicara kita. Sebagai contoh, misalnya
kita berbicara mengenai kepahlawan para pejuang tempo dulu didalam acara HUT RI
maka tentu saja ekspresi semangat berkobar-2 harus kita tunjukkan didepan umum
tanpa mengurangi penyampaian makna pembicaraan.
- Kelancaran Komunikasi
Agar audien
dapat menangkap maksud penyampaian pembicara maka cara menyampaikan haruslah
lancar dan terunut dengan baik. Berbicara dengan tersendat-sendat atau
terputus-putus karena adanya gangguan faktor lain (mis: HP berdering terus)
dapat mengurangi antusias audien sehingga menimbulkan kejengkelan yang dapat
merugikan pembicara itu sendiri.
Kiat-kiat
berbicara di depan umum
Ibarat sebuah masakan mempunyai sebuah resep maka agar dapat berbicara sukses didepan umum juga mempunyai kiat-kiat yang patut dicoba, yaitu :
- Menguasai medan dan mengetahui siapa calon pendengar terlebih dahulu sehingga dapat menyusun strategi agar mereka dapat antusias sewaktu kita mulai berbicara.
- Gunakan tema pembicaraan yang sesuai dengan tingkat kemampuan daya tangkap pendengar/audien sehingga mereka tidak menjadi bosan dan kemudian mengabaikan pembicaraan kita. Audien cenderung bosan dan mengobrol atau mengantuk ketika pembicara menyampaikan materi yang tidak bisa ditangkapnya.
- Menggunakan pilihan kosakata yang mudah dimengerti dan dipahami oleh pendengar agar tidak terjadi salah komunikasi.
- Jika terjadi gangguan psikologis, sebaiknya alihkan perhatian kita dengan cara memegang sesuatu atau menggunakan media sehingga rasa stress/kuatir dapat kita alirkan ke media tersebut sehingga tidak mengganggu konsentrasi sewaktu berbicara.
- Berani memulai berbicara dan berusahalah mencari celah untuk menarik antusiaisme audien guna menghidupkan suasana komunikasi kita.
- Sebagai pembicara kita harus tenang untuk menghindari alur berpikir yang melompat-lompat / cerita yang tidak runtut sehingga dapat membuat pembicaraan kita terlihat tidak tentu arahnya.
- Beri penekanan pada topik yang menjadi tujuan kegiatan berbicara tersebut dengan cara menyampaikan suatu kalimat secara berulang-2 secara tepat sehingga tidak terkesan mendikte audien.
Siap
Sebelum Bicara
Ada 6 hal yang perlu dipersiapkan dalam berbicara efektif, yaitu: mengapa, siapa, di mana, kapan, apa dan bagaimana.
Ada 6 hal yang perlu dipersiapkan dalam berbicara efektif, yaitu: mengapa, siapa, di mana, kapan, apa dan bagaimana.
Mengapa:
Menetapkan Sasaran
Hal pertama yang harus jelas dalam pikiran Anda sebagai pembicara adalah menetapkan sasaran pembicaraan. Penetapan sasaran sangat membantu dalam menentukan arah pembicaraan dan juga bermanfaat dalam memilih bahan yang sesuai dengan sasaran. Pada umumnya sasaran pembicaraan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, misalnya presentasi tugas, memimpin rapat, mengisi kajian, dan sebagainya.
Hal pertama yang harus jelas dalam pikiran Anda sebagai pembicara adalah menetapkan sasaran pembicaraan. Penetapan sasaran sangat membantu dalam menentukan arah pembicaraan dan juga bermanfaat dalam memilih bahan yang sesuai dengan sasaran. Pada umumnya sasaran pembicaraan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, misalnya presentasi tugas, memimpin rapat, mengisi kajian, dan sebagainya.
Siapa:
Pendengar
Meneliti apa
dan siapa pendengar dapat membantu dalam menetapkan bahan yang akan disampaikan
dan meyakinkan diri Anda bahwa Anda menyampaikan bahan pembicaraan kepada
pendengar yang tepat.
Hal yang
perlu diketahui dari sidang pendengar antara lain :
1. Berapa banyak orang yang hadir?
2. Mengapa mereka hadir di ruang tersebut?
3. Bagaimana tingkat pengetahuan yang mereka miliki atas topik pembicaraan?
4. Apa harapan mereka atas topik pembicaraan?
5. Bagaimana usia, pendidikan, dan jenis kelamin mereka?
1. Berapa banyak orang yang hadir?
2. Mengapa mereka hadir di ruang tersebut?
3. Bagaimana tingkat pengetahuan yang mereka miliki atas topik pembicaraan?
4. Apa harapan mereka atas topik pembicaraan?
5. Bagaimana usia, pendidikan, dan jenis kelamin mereka?
Di Mana:
Tempat dan Sarana
Penting bagi Anda untuk mengetahui dan memperhatikan tempat pembicaraan akan dilaksanakan.
Penting bagi Anda untuk mengetahui dan memperhatikan tempat pembicaraan akan dilaksanakan.
Berikut ini
beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bagi pembicara :
1. Melakukan praktek
Apabila pembicaraan dilaksanakan pada ruang yang besar dan luas, maka akan lebih baik untuk mencoba suara terlebih dahulu, sebelum betul-betul berbicara di depan sidang pendengar.
2. Mempelajari sarana yang tersedia
Sangat bermanfaat, bila Anda lebih dahulu melakukan latihan untuk dapat mengoperasikan tombol-tombol lampu, slide projector, dan OHP (Over Head Projector).
3. Meneliti gangguan yang mungkin timbul
Anda perlu mewaspadai gangguan yang mungkin timbul, misalnya pembicaraan dilakukan dekat jalan raya sehingga suaramu harus dapat mengalahkan suara kendaraan yang lewat. 4. Tata letak tempat duduk
Tata letak tempat duduk perlu diperhatikan, diatur, dipersiapkan, dan dikaitkan dengan sasaran pembicaraan.
1. Melakukan praktek
Apabila pembicaraan dilaksanakan pada ruang yang besar dan luas, maka akan lebih baik untuk mencoba suara terlebih dahulu, sebelum betul-betul berbicara di depan sidang pendengar.
2. Mempelajari sarana yang tersedia
Sangat bermanfaat, bila Anda lebih dahulu melakukan latihan untuk dapat mengoperasikan tombol-tombol lampu, slide projector, dan OHP (Over Head Projector).
3. Meneliti gangguan yang mungkin timbul
Anda perlu mewaspadai gangguan yang mungkin timbul, misalnya pembicaraan dilakukan dekat jalan raya sehingga suaramu harus dapat mengalahkan suara kendaraan yang lewat. 4. Tata letak tempat duduk
Tata letak tempat duduk perlu diperhatikan, diatur, dipersiapkan, dan dikaitkan dengan sasaran pembicaraan.
Kapan:
Waktu
Berapa lama waktu yang diperlukan dalam pembicaraan? Anda perlu memperhatikan manajemen waktu.
1. Waktu penyelenggaraan sangat mempengaruhi
Biasanya, waktu sesudah makan siang dikenal sebagai waktu ‘kuburan’. Pendengar yang sudah makan kenyang, apalagi jika makanan yang disajikan enak rasanya, akan membuat pendengar lebih tertarik untuk ‘berngantuk ria’ daripada mendengarkan pembicaraan.
2. Berapa lama waktu yang digunakan
Anda perlu memperhatikan waktu, misalnya waktu untuk pembahasan, waktu istirahat, atau waktu tanya jawab. Agar punya manajemen waktu yang baik, maka perlu latihan terlebih dulu.
3. Masalah konsentrasi
Sangat sulit bagi pendengar untuk berkonsentrasi penuh selama lebih dari 2 jam. Apalagi bila mereka merasa bahwa pembicaraan Anda tidak menarik, tidak bermanfaat, dan tidak berminat. Umumnya seseorang dapat berkonsentrasi penuh pada 20 menit di awal pembicaraan, setelah itu konsentrasi akan menurun sedikit demi sedikit.
Berapa lama waktu yang diperlukan dalam pembicaraan? Anda perlu memperhatikan manajemen waktu.
1. Waktu penyelenggaraan sangat mempengaruhi
Biasanya, waktu sesudah makan siang dikenal sebagai waktu ‘kuburan’. Pendengar yang sudah makan kenyang, apalagi jika makanan yang disajikan enak rasanya, akan membuat pendengar lebih tertarik untuk ‘berngantuk ria’ daripada mendengarkan pembicaraan.
2. Berapa lama waktu yang digunakan
Anda perlu memperhatikan waktu, misalnya waktu untuk pembahasan, waktu istirahat, atau waktu tanya jawab. Agar punya manajemen waktu yang baik, maka perlu latihan terlebih dulu.
3. Masalah konsentrasi
Sangat sulit bagi pendengar untuk berkonsentrasi penuh selama lebih dari 2 jam. Apalagi bila mereka merasa bahwa pembicaraan Anda tidak menarik, tidak bermanfaat, dan tidak berminat. Umumnya seseorang dapat berkonsentrasi penuh pada 20 menit di awal pembicaraan, setelah itu konsentrasi akan menurun sedikit demi sedikit.
Apa: Bahan
yang Akan Digunakan
Agar sasaran pembicaraan dapat dicapai, maka persiapan bahan perlu dilakukan. Berikut ini beberapa saran dalam pemilihan bahan:
1. Menyusun dan memilih bahan
Susunlah pokok-pokok pembicaraan. Sebaiknya pada 45 menit pertama jangan terlalu banyak pokok-pokok yang akan disampaikan.
Dalam pemilihan bahan perlu diperhatikan: sasaran pembicaraan, waktu yang tersedia, pendengar, mana bahan yang harus diberikan dan bahan yang tidak perlu diberikan.
2. Gunakan contoh
Sederhanakan informasi yang sulit dan kompleks. Gunakan juga contoh-contoh yang benar-benar terjadi dan kaitkan dengan pokok-pokok yang ingin disampaikan.
3. Membuka dan menutup pembicaraan
Dalam membuka pembicaraan perlu dirancang agar dapat menimbulkan minat pendengar, dapat menimbulkan rasa butuh dari pendengar, dapat menjelaskan garis besar dan sasaran pembicaraan. Dalam menutup pembicaraan, Anda harus dapat menyimpulkan hal-hal yang telah dibicarakan.
4. Membuat catatan-catatan apa yang ingin dibicarakan.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengingat urut-urutan dalam pembicaraan adalah membuat catatan tertulis dengan menggunakan kartu-kartu atau kertas kecil. Hal yang dituliskan dalam kartu sebaiknya kata-kata kunci saja dan waktu yang digunakan untuk membicarakan apa yang tertulis di setiap kartu.
Agar sasaran pembicaraan dapat dicapai, maka persiapan bahan perlu dilakukan. Berikut ini beberapa saran dalam pemilihan bahan:
1. Menyusun dan memilih bahan
Susunlah pokok-pokok pembicaraan. Sebaiknya pada 45 menit pertama jangan terlalu banyak pokok-pokok yang akan disampaikan.
Dalam pemilihan bahan perlu diperhatikan: sasaran pembicaraan, waktu yang tersedia, pendengar, mana bahan yang harus diberikan dan bahan yang tidak perlu diberikan.
2. Gunakan contoh
Sederhanakan informasi yang sulit dan kompleks. Gunakan juga contoh-contoh yang benar-benar terjadi dan kaitkan dengan pokok-pokok yang ingin disampaikan.
3. Membuka dan menutup pembicaraan
Dalam membuka pembicaraan perlu dirancang agar dapat menimbulkan minat pendengar, dapat menimbulkan rasa butuh dari pendengar, dapat menjelaskan garis besar dan sasaran pembicaraan. Dalam menutup pembicaraan, Anda harus dapat menyimpulkan hal-hal yang telah dibicarakan.
4. Membuat catatan-catatan apa yang ingin dibicarakan.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengingat urut-urutan dalam pembicaraan adalah membuat catatan tertulis dengan menggunakan kartu-kartu atau kertas kecil. Hal yang dituliskan dalam kartu sebaiknya kata-kata kunci saja dan waktu yang digunakan untuk membicarakan apa yang tertulis di setiap kartu.
Bagaimana:
Teknik Penyampaian
Penggunaan kata merupakan basis komunikasi, tetapi dalam kenyataannya keberhasilan dalam pembicaraan tidak hanya ditentukan dari penggunaan kata saja, tetapi justru penggunaan nonkata. Bicara di depan umum yang berhasil seharusnya memenuhi persentase kontribusi sebagai berikut :
7%: penggunaan kata
38%: penggunaan nada dan suara
55%: penggunaan ekspresi muka, bahasa tubuh, dan gerakan tubuh
1. Pemilihan kata
Kata-kata yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan taraf pendengar, begitu juga penggunaan istilah. Sadari bahwa penggunaan kata-kata yang tidak tepat akan menimbulkan masalah.
2. Teknik penyampaian berita
Tidak banyak orang yang mampu menyampaikan berita dengan efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan berita, antara lain:
- Gunakan ekspresi dan intonasi yang tepat.
- Diam sejenak untuk membantu peserta agar dapat mencerna materi yang sudah diterima.
- Bicara dengan jelas dan teratur.
- Bicara dengan volume memadai.
3. Bahasa tubuh
Di samping penyampaian dengan menggunakan kata, maka kesuksesan dalam pembicaraan justru bergantung pada hal yang non kata, seperti: gerakan tubuh, tangan, kontak mata, cara berdiri, dan ekspresi muka. Jangan terpaku di satu tempat seperti patung atau sibuk membaca catatan.
Penggunaan kata merupakan basis komunikasi, tetapi dalam kenyataannya keberhasilan dalam pembicaraan tidak hanya ditentukan dari penggunaan kata saja, tetapi justru penggunaan nonkata. Bicara di depan umum yang berhasil seharusnya memenuhi persentase kontribusi sebagai berikut :
7%: penggunaan kata
38%: penggunaan nada dan suara
55%: penggunaan ekspresi muka, bahasa tubuh, dan gerakan tubuh
1. Pemilihan kata
Kata-kata yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan taraf pendengar, begitu juga penggunaan istilah. Sadari bahwa penggunaan kata-kata yang tidak tepat akan menimbulkan masalah.
2. Teknik penyampaian berita
Tidak banyak orang yang mampu menyampaikan berita dengan efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan berita, antara lain:
- Gunakan ekspresi dan intonasi yang tepat.
- Diam sejenak untuk membantu peserta agar dapat mencerna materi yang sudah diterima.
- Bicara dengan jelas dan teratur.
- Bicara dengan volume memadai.
3. Bahasa tubuh
Di samping penyampaian dengan menggunakan kata, maka kesuksesan dalam pembicaraan justru bergantung pada hal yang non kata, seperti: gerakan tubuh, tangan, kontak mata, cara berdiri, dan ekspresi muka. Jangan terpaku di satu tempat seperti patung atau sibuk membaca catatan.
Berikut ini
beberapa saran untuk mengatasi masalah tersebut, antara lain :
1. Tatap
mata pendengar
Kontak mata pembicara adalah vital untuk mengetahui apakah pendengar mengantuk, bosan, tidak paham, atau nampak tidak tertarik serta untuk mempertahankan minat pendengar atas apa yang Anda sampaikan.
Kontak mata pembicara adalah vital untuk mengetahui apakah pendengar mengantuk, bosan, tidak paham, atau nampak tidak tertarik serta untuk mempertahankan minat pendengar atas apa yang Anda sampaikan.
2. Senyum
Manfaat dari tersenyum adalah mengendorkan ketegangan.
Manfaat dari tersenyum adalah mengendorkan ketegangan.
3. Hindari
membuat jarak
Anda perlu mendekatkan diri dengan pendengar. Kalau Anda bicara di depan kelas yang pesertanya duduk, Anda bisa jalan-jalan di antara meja mereka. Berdiri di belakang meja atau di belakang papan tulis akan menciptakan jarak dengan pendengar.
Anda perlu mendekatkan diri dengan pendengar. Kalau Anda bicara di depan kelas yang pesertanya duduk, Anda bisa jalan-jalan di antara meja mereka. Berdiri di belakang meja atau di belakang papan tulis akan menciptakan jarak dengan pendengar.
4.
Berdirilah yang tegak tapi tidak kaku
Berdiri tegak dan kaku, dapat menciptakan ketegangan.
Berdiri tegak dan kaku, dapat menciptakan ketegangan.
5. Sadari
kecenderungan untuk jadi pusat perhatian
Ini tidak berarti pembicara harus berdiri dengan kaku, tapi gerakan-gerakan tangan perlu ada untuk yang ingin disampaikan. Hindari berlebihan menggunakan gerakan, hindari juga mengulang kata-kata yang sama.
Ini tidak berarti pembicara harus berdiri dengan kaku, tapi gerakan-gerakan tangan perlu ada untuk yang ingin disampaikan. Hindari berlebihan menggunakan gerakan, hindari juga mengulang kata-kata yang sama.
6.
Berusahalah sewajar mungkin
Agar bisa bertingkah laku secara wajar, berhentilah untuk mencemaskan diri sendiri. Cara yang efektif untuk bisa menjadi wajar adalah dengan latihan bicara di depan kamera sehingga pembicara dapat melihat diri sendiri atau bicara di depan teman-teman.
Agar bisa bertingkah laku secara wajar, berhentilah untuk mencemaskan diri sendiri. Cara yang efektif untuk bisa menjadi wajar adalah dengan latihan bicara di depan kamera sehingga pembicara dapat melihat diri sendiri atau bicara di depan teman-teman.
Meningkatkan
Kualitas
Banyak cara yang dapat digunakan dalam rangka menghidupkan suasana pembicaraan, apalagi bila waktu bicara cukup panjang. Beberapa cara yang dapat Anda gunakan antara lain:
1. Partisipasi sidang pendengar
Metode diskusi kelompok, dengan cara membagi pendengar menjadi kelompok-kelompok kecil dan kemudian setiap kelompok kecil diberi tugas, pertanyaan, atau kuis kemudian diminta mempresentasikan jawabannya di depan pendengar yang lain akan meningkatkan partisipasi pendengar dan menghidupkan suasana.
2. Sesi
untuk tanya jawab
Memberi kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan dapat menguji apakah materi sudah dapat ditangkap dengan baik oleh pendengar.
Memberi kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan dapat menguji apakah materi sudah dapat ditangkap dengan baik oleh pendengar.
3.
Antusiasme
Tunjukkan antusiasme pembicara sewaktu menyampaikan materi.
Tunjukkan antusiasme pembicara sewaktu menyampaikan materi.
4. Situasi
yang menyenangkan
Ciptakan situasi yang menyenangkan dan tidak menegangkan/mengancam.
Ciptakan situasi yang menyenangkan dan tidak menegangkan/mengancam.
5. Pendengar
yang ‘sulit’
Tidak seluruh pendengar adalah pendengar yang kooperatif dan positif, mungkin saja ada peserta yang ‘sulit’. Sebaiknya, jangan menimbulkan pertentangan langsung dengan peserta tersebut atau mempermalukannya di depan peserta lain.
Tidak seluruh pendengar adalah pendengar yang kooperatif dan positif, mungkin saja ada peserta yang ‘sulit’. Sebaiknya, jangan menimbulkan pertentangan langsung dengan peserta tersebut atau mempermalukannya di depan peserta lain.
6. Gunakan
alat bantu
Alat bantu dapat mendukung pembicara dalam menyampaikan gagasan atau berita.
Alat bantu dapat mendukung pembicara dalam menyampaikan gagasan atau berita.
Hambatan
dalam komunikasi di depan umum
a) Tipe
kelinci
Persoalan
diri sendiri yang pertama-tama harus didobrak adalah bersikap seperti kelinci,
yaitu menolak kesempatan untuk tampil. Kelinci akan lari sebelum berhadapan
dengan musuhnya. Jika tidak mendobrak sikap ini, rasa takut akan terus
menghantui. Tidak berani menampilkan diri dengan berbagai dalih tidak mengatasi
persoalan, justru member persoalan.
b) Belum
terbiasa
Jika rasa
takut teratasi dan telah tampil didepan umum, masalah berikutnya membiasakan
diri tampil depan umum. Tampil lagi, tampil lagi, tampil lagi, dan tampil
kesekian kalinya akan membebaskan dari rasa takut. Selanjutnya akan merasa
tenang dan aman.
c) Kurang
persiapan
Secakap
apapun seorang pembicara, jika kurang persiapannya jangan diharapakan dia
tampil optimal. Sebaliknya, seorang pemula yang menyiapkan diri secara
sungguh-sungguh penampilannya akan berhasil.
d) Kondisi
tidak sehat
Pembicara
amatir biasanya tidak menjaga kesehatan dirinya. Apa yang terjadi? Sewaktu akan
tampil bisa jatuh sakit. Dia bisa tidak jadi tampil. Jelas ini tidak
professional. Seorang pembicara harus memelihara kesehatan dirinya: badannya,
jiwanya, dan pribadinya secara utuh. Agar badan sehat orang perlu makan cukup,
istirahat, tidur dan berolahraga teratur.
e) Motivasi
tidak kuat
Berkali-kali
tampil , tetapi tanpa motivasi yang kuat tidak akan banyak hasilnya. Apalagi
tampil seperti anak domba yang diseret ke kandang. Asal melaksanakan tugas.
Berhasil atau tidak, tidaklah penting. Yang penting perintah dilaksanakan.
Seorang pembicara memerlukan motivasi. Ada banyak motivasi yang dapat mendorong
seseorang tampil sebagai pembicara, namun tidak semua motivasi itu kuat.
Beberapa motivasi tersebut antara lain: menarik perhatian, mencari nama,
memperebut kedudukan, mencari uang, dan sebagainya. Sedangkan motivasi yang
sehat dan tahak uji antara lain cinata sesama, cinta nusa dan bangsa, dan cinta
kepada tuhan. Pembicara yang tampil dengan motivasi yang kuat pada umumnya akan
bekerja dengan sungguh-sungguh dan tidak putus asa apabila gagal.
f)
Menyia-nyiakan kan bakat khusus
Tidak
melatih bakat yang dimiliki, padahal jika potensi ini digali bisa menjadi suatu
keberhasilan bagi orang tersebut.
Berbicara di depan publik/umum merupakan
kegiatan yang pada dasarnya dilakukan dalam rangka komunikasi. Pembicara
memiliki ide yang dapat berupa pengetahuan, pengalaman, cita-cita, keinginan,
perasaan, dan sebagainya itu akan disampaikan kepada publik.
Banyak hal-hal yang harus diperhatikan
sebelum berbicara di depan umum, agar apa yang disampaikan bisa optimal selain
itu juga kita akan di hadapi hambatan-hambatan yang akan mengganggu dalam
proses komunikasi di depan umum. Oleh sebab itu sangatlah perlu persiapan
ketika berbicara di depan umum.
Kita tidak perlu takut ketika berbicara
di depan umum, karena itu tergantung dari diri kita sendiri. Mencoba untuk
tampil dan selalu berlatih akan membantu kita untuk tidak merasa rendah diri
ketika berhadapan dengan orang banyak. Selain itu kepercayaan diri juga sangat
perlu. Biasakan diri untuk menyampaikan pengetahuan, pengalaman, dan ide-ide di
depan umum. Karena
tidak hanya bakat yang menentukan tetapi kemauan untuk mencoba dan berlatih
Pengertian Sales Marketing
Fungsi seorang sales dalam menjalankan tugasnya adalah untuk menjual
produk, oleh karena itu seseorang sales harus memiliki kemampuan untuk bisa berkomunikasi dengan baik kepada
setiap orang yang berhubungan langsung
dengan produk tersebut. Kemampuan untuk berkomunikasi ini sangat diperlukan dan
harus disesuaikan dengan waktu, tempat dan karakter orang yang ditemui. Hal ini akan sangat terasa sekali
apabila terjadi masalah yang menyebabkan
seorang sales harus menghadapi lebih dari satu orang dengan beragam keinginan
pula.
Cara penyampaian yang baik mutlak diperlukan agar setiap orang tidak merasa
dirugikan dan masalah dapat terselesaikan dengan baik.Berkomunikasi dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara tergantung kondisi dan situasi yang
dihadapi pada saat itu. Yang terpenting adalah bagaimana agar maksud dan tujuan
yang diharapkan dapat dimengerti oleh orang bersangkutan.
Menurut Refrinal dalam artikelnya yang berjudul, Sustainable Brand,
Sustainable Sales, Sustainable People & Sustainable Competitive Advantadge
yang diakses pada http: //refrinal. blogs. Friendster .com/
refrinal/sustainable/html, diakses tanggal 4 Juli 2008, Sales
Marketing jika diartikan secara harfiah
adalah penjualan dan pemasaran, kedua kata ini nyaris diartikan sama, hampir
tanpa pembeda sama sekali karena orientasinya adalah pada omset. Sales
(penjualan) adalah sekelompok aktivitas
orang (salesman) yang menjalankan efek langsung dari pekerjaan marketer. Ketika
transaksi itu telah menjadi transaksi yang berkelanjutan (sustainable of
transactions) dan menghasilkan permintaan yang terus menerus (continuesly of
demand), maka pekerjaan distribusi, termasuk delivery akan didelegasikan pada
sekelompok tenaga penjualan (Salesman).
Namun bukan berarti salesman itu hanya dibekali pengetahuan ‘bagaimana
mendelivery-kan’ produk, mereka juga harus diberi pengetahuan dasar tentang
product knowledge dan menjaga kepuasan disepanjang jalur distribusi itu, dengan
memperhatikan call, effective call, drop size, dan lain sebagainya. Nah hal-hal
ini yang menjadi pemikiran di perusahaan , menggabungkan pekerjaan marketing
dan sales. Namun yang membedakannya adalah, seorang marketer bisa menjalankan
fungsi-fungsi salesman sekaligus, namun sebaliknya seorang salesman belum tentu
dapat mengemban fungsi sekaligus sebagai seorang marketing.
Lebih jelasnya dikatakan bahwa yang dimaksud dengan sales marketing adalah
suatu bagian (departemen) yang bertugas sebagai pemasar sekaligus sebagai
penjual, dikatakan sebagai sales (penjual) karena mereka bertanggung jawab
terhadap :
1.
Proses meyakinkan konsumen bahwa produk-produk itu adalah apa yang dikehendaki oleh mereka (manajemen merek).
2. Menyalurkannya dari pembuatan ke tempat
pemakaian (distribusi),
3. Melakukan penjualan (manajemen
penjualan) dan
4. Mengajak lewat komunikasi (pengiklanan)
Sedangkan
dikatakan sebagai marketer (Marketing) karena merakalah yang bertanggung jawab
terhadap :
1. Mencari fakta-fakta (riset pasar)
2. Membuat peramalan dan penelitian
(forecasting)
3.
Menjalankan perubahan-perubahan yang terjadi akibat penelitian
(pengembangan poduk baru).
4. Memutuskan tentang kuantitas (penyusunan
anggaran).
5.
Memutuskan dengan harga berapa barang dijual dan dengan keuntungan
berapa (kebijakkan penentapan harga).