Minggu, 09 November 2014

TUGAS 2 BAHASA INDONESIA PERTEMUAN 2

Pengumpulan Data & Kutipan

A. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data merupakan salah satu hal yang harus dilakukan guna mencapai tujuan penulisan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Berikut ini adalah 5 metode pengumpulan data  :
1.      Wawancara dan Angket (Kuesioner)
Wawancara merupakan sebuah pertukaran informasi antara pewawancara dengan yang diwawancarai, perlu adanya perencanaan dan tujuan khusus. bertujuan mendapatkan informasi dari narasumber/informan untuk keperluan proses pengambilan maupun evaluasi kebijakan publik.
Angket yaitu daftar kuesioner yang dijawab secara tertulis oleh informan. Tujuan pokok pembuatan kuesioner, yaitu  :
a)     untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian.
b)    untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan penelitian.

2.      Observasi dan penelitian lapangan
Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu objek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan infomasi secara intensif disertai dengan analisa dan pengujian kembali atas semua data-data yang telah dikumpulkan. Observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuesioner dan desain penelitian pencermat.

3.      Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok tersebut.
Ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi,  ada beberapa macam tes dan alat ukur :
a)      Tes kepribadian (personality test), yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
b)      Tes intelegensi (intellegence test), yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
c)      Tes sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
d)     Tes minat  (measures test), yaitu tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang  terhadap sesuatu.
e)      Tes prestasi (achievement test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.

4.      Dokumen
Data dalam penelitian kualitatif  kebanyakan diperoleh dari sumber manusia (human resources), melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia (non-human resources), diantaranya dokumen (notula rapat, buku harian, laporan berkala, dll), foto (untuk melukiskan suatu ekspresi objek dan dapat menggambarkan situasi sosial maupun fenomena)  dan bahan statistik (sangat membantu sekali bagi peneliti dalam menganalisa data, dengan dokumen-dokumen kuantitatif ini analisa data akan lebih mendalam sesuai dengan kebutuhan penelitian).

B. KUTIPAN
Kutipan adalah salinan kalimat, paragraph atau paendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal, baik yang melalui media cetak maupun elektronik.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mengutip adalah mengambil perkataan atau kalimat dari buku atau yang lainnya. Mengutip itu berbeda dengan plagiat. Plagiat adalah mengambil karangan-karangan atau pendapat-pendapat orang lain dengan sengaja dan menjadikannya seolah-olah karangan atau pendapat sendiri.
Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut.

v Tujuan Kutipan
1.      Sebagai landasan teori
2.      Sebagai penguat pendapat penulis
3.      Sebagai penjelasan suatu uraian
4.      Sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat itu

Hal yang harus diperhatikan oleh seorang penulis  :
1)      Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu.
2)      Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan.
3)      Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori.
4)      Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung.
5)      Penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung.
6)      Perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan.

v Fungsi Kutipan
Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
1)      Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
2)      Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3)      Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4)      Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5)      Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6)      Meningkatkan estetika penulisan.
7)      Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka.

v Jenis-jenis Kutipan
Pada umumnya jenis kutipan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1.      Kutipan langsung (Direct Quotation) adalah kutipan yang dilakukan persis seperti sumber aslinya, kata-kata yang digunakan sama seperti bahan aslinya. Kutipan langsung biasanya digunakan untuk hal-hal sebagai berikut :
·        Untuk mengutip rumus atau model matematika
·        Untuk mengutip peraturan-peraturanhukum, surat keputudsan, surat perintah.
·        Untuk mengutip peribahasa, puisi, karyadrama, dan kata-kata mutiara.
·        Untuk mengutip beberapa definisi yang dinyatakan dalam kata-kata yang sudah pasti.
·        Untuk memgutip beberapa pernyataan ilmiah yang jika dinyatakan dalam bentuk lain dikhawatirkan akan kehilangan maknanya.

Kutipan langsung dibagi menjadi 2, yaitu  :
1)      Kutipan langsung pendek (short direct quotation) adalah kutipan langsung yang panjangnya tidak melebihi tiga baris ketikan. Kutipan yang demikian dimasukkan dalam teks dengan memberikan tanda petik dyantara bahan yang dikutip. Kalau kutipan itu perlu dihilangkan beberapa kata atau bagian dari kalimat, maka pada awal kalimat diberi titik tiga buah.
2)      Kutipan langsung panjang (Long Direct Quotation) adalah kutipan langsung yang panjangnya lebih dari tiga baris ketikkan. Kutipan tersebut diberi tempat sendiri, dalam alinea baru yang berdiri sendiri, diketik dengan satu spasi, dan lebar jorokkan kedalam dan kalimat pertama adalah tujuh ketukan huruf dari garis tepi yang baru, sedangkan baris kedua dan seterusnya dimulai sesudah dua ketukan huruf dari garis tepi kiri, serta tidak ditulis antara tanda petik.
Contohnya      :
“Pustaka Java berisi ribuan (lebih dari 5000) kelas beraneka ragam keampuhan. Kekayaan ini merupakan kandungan tersembunyi bahwa penggunaannya dapat menghemat ratusan jam kerja. Keampuhan ini hanya dapat dimanfaatkan bila kita rajin mencoba. Sebelum membuat solusi sendiri, coba eksplorasi pustaka bahasa, mungkin telah diselesaikan” (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 37-38).

2.      Kutipan tidak langsung (Indirect Quotation atau paraphrase) adalah kutipan yang tidak persis sama seperti bahan aslinya. Kutipan ini merupakan suatu ketikan pokok-pokok pikiran atau ringkasan kesimpulan menurut jalan pikirasn dan bahasa pengutip sendiri. Kutipan ini tidak dituliskkan diantara tanda petik, melainkan langsung dimasukkan dalam kalimat atau alinea.

Kutipan tidak langsung dibedakan menjadi dua, yaitu  :
1)      Kutipan tidak langsung pendek (short indirect quotation) adalah kutipan tidak langsung yang terdiri dari satu alinea atau kurang.
2)      Kutipan tidak langsung panjang (long indirect quotation) adalah kutipan tidak langsung yang terdiri lebih dari satu alinea.
Contohnya      :
“Dalam karangannya, lembaga tersebut kembali memperjelas bahwa panggalian tersebut hanya beberapa puluh meter dari masjid Al-Aqsha, dan semakin hari penggaliannya akan semakin di tingkatkan hingga mencapai kedalaman 10 meter, sampai ke area masjid Al-Aqsha (Eramuslim.com,16/3/2010).”

TUGAS 1 BHS INDONESIA "PERTEMUAN KE -2"



1.    Apa perbedaan antara penalaran induktif dan deduktif  ?
Penalaran Deduktif
adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social. Macam – macam penalara deduktif :
a.     Silogisme
b.     Entimen

Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum. Macam – macam penalaran Induktif :
a.     Sempurna
b.     Tidak sempurna


2.    Apa syaratnya supaya kesimpulan dalam deduktif dapat dipercaya ?
Dalam suatu penalaran deduksi kesimpulan dapat ditarik dengan cara :
a.     Menarik kesimpulan dari satu premis
Contoh
·        Premis : Hari Jumat, tanggal 10 September 2010 merupakan hari libur nasional.
·        Kesimpulan          : Hari itu sekolah libur.

b.     Menarik kesimpulan dari dua premis
Contoh
·        Premis 1 : Pegawai Negeri adalah anggota Korpri.
Premis 2 : Anggota Korpri memiliki seragam khusus.
·        Kesimpulan : Pegawai Negeri pasti mempunyai seragam khusus.
Konklusi atau kesimpulan yang biasa kita utarakan harus dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penarikan kesimpulan penalaran deduksi, yaitu :
1)    premis harus benar.
2)    penalaran yang menuju kesimpulan harus benar.

3.    Buatlah 2 contoh penarikan kesimpulan melalui generalisasi !
Contoh 1     :
Pendidikan karakter untuk melawan koruptor dan kemerosotan moral bangsa terus dilaksanakan di semua sekolah di Indonesia. Namun perlu kita sadari bahwa para koruptor yang tertangkap sekarang justru berasal dari kaum pemuda yang merupakan calon pemimpin dimasa depan. Banyak juga tawuran dan penyimpangan yang dilakukan oleh para pemuda sekarang seperti pemerkosaan, pencurian dan masih banyak lagi. Bisa dibilang pendidikan karakter masih belum efektif mengubah karakter bangsa.

Contoh 2 :
Tuntutan dengan IPK 3.25 adalah suatu momok terbesar bagi mahasiswa sekarang. Tekanan yang didalam maupun yang diluar cukup besar untuk mahasiswa sekarang. Dengan SKS yang cukup banyak agaknya sungguh menyulitkan bagi mahasiswa. Tugas  yang begitu banyak dan praktikum yang selalu reguler setiap minggu juga menyulitkan bagi mahasiswa untuk membagi waktu. oleh karena itu, dituntut bagi mahasiswa sekarang untuk belajar dan mencari wawasan yang cukup luas diluar sana agar sesudah lulus atau wisuda nanti bisa bekerja yang mahasiswa sekarang inginkan.

4.    Dapat dipercayakah kesimpulan dibawah ini ? jelaskan alasannya !
a.     PA     : Semua profesor pandai.
PK     : Ayahmu pandai.
K       : Pastilah Ayahmu profesor.
Kesimpulannya yang benar adalah tidak dapat dipercaya. Karena tidak semua “Ayah pandai itu professor”.

b.     PA     : Semua ibu kota gedung pencakar langit.
PK     : Disemua kota industri ada gedung pencakar langit.
K       : Jadi ibu kota adalah kota industri.
rumus :
PU     : Semua A=B (disemua kota = ada gedung pencakar langit)
PK     : Semua C=A (disemua kota industri = ada gedung pencakar langit)
S       : Semua C=B (jadi ibu adalah = kota industri)
Kesimpulan yang benar adalah “Disemua kota industri ada gedung pencakar langit”. Hal ini dikarenakan dari PK (A), S (C&B) sudah salah mencatumkan kalimat yang seharusnya PK (A)  adalah “disemua kota” , S (C) adalah “disemua kota industri” dan S (B) adalah “ada gedung pencakar langit”, sehingga kesimpulannya tidak dapat dipercaya.

c.      PA     : Hasil sawah bertambah jika petani menanam padi unggul.
PK     : Hasil sawah bertambah jika pengairan diatur dengan baik.
K       : Hasil sawah bertambah jika petani menanam padi dan pengairan diatur dengan  baik.
Rumus :
PU     : Semua A=B (Hasil sawah bertambah = jika petani menanam padi unggul)
PK     : Semua C=A (Hasil sawah bertambah = jika pengairan diatur dengan baik)
S : Semua C=B (Hasil sawah bertambah = jika petani menanam padi dan pengairan diatur dengan baik)
Kesimpulan yang benar adalah hasil sawah bertambah jika petani menanam padi unggul. Dikarenakan menanaman kalimat tidak benar yaitu dimana PK (A) dan S (B), dimana PK (A) adalah “hasil sawah bertambah” dan S (B) adalah “jika petani menanam padi unggul”. Sehingga tidak dapat dipercaya.