1. Apa perbedaan antara penalaran
induktif dan deduktif ?
Penalaran
Deduktif
adalah proses penalaran untuk
menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan
atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi.
Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal
umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses
pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau
hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. Contoh : Masyarakat Indonesia
konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus)
dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya
hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social. Macam – macam penalara deduktif :
a.
Silogisme
b.
Entimen
Penalaran Induktif
Penalaran induktif
adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang
berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut
Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu
memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum
teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat
sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu
penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum. Macam – macam penalaran Induktif :
a.
Sempurna
b.
Tidak sempurna
2. Apa syaratnya supaya kesimpulan
dalam deduktif dapat dipercaya ?
Dalam
suatu penalaran deduksi kesimpulan dapat ditarik dengan cara :
a.
Menarik
kesimpulan dari satu premis
Contoh
·
Premis : Hari Jumat, tanggal 10 September
2010 merupakan hari libur nasional.
·
Kesimpulan : Hari itu sekolah libur.
b.
Menarik
kesimpulan dari dua premis
Contoh
·
Premis
1 : Pegawai Negeri adalah anggota Korpri.
Premis 2 : Anggota Korpri memiliki
seragam khusus.
·
Kesimpulan
: Pegawai Negeri pasti mempunyai seragam khusus.
Konklusi atau kesimpulan yang biasa
kita utarakan harus dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan. Ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi dalam penarikan kesimpulan penalaran deduksi, yaitu
:
1) premis harus benar.
2) penalaran yang menuju kesimpulan
harus benar.
3. Buatlah 2 contoh penarikan
kesimpulan melalui generalisasi !
Contoh
1 :
Pendidikan
karakter untuk melawan koruptor dan kemerosotan moral bangsa terus dilaksanakan
di semua sekolah di Indonesia. Namun perlu kita sadari bahwa para koruptor yang
tertangkap sekarang justru berasal dari kaum pemuda yang merupakan calon
pemimpin dimasa depan. Banyak juga tawuran dan penyimpangan yang dilakukan oleh
para pemuda sekarang seperti pemerkosaan, pencurian dan masih banyak lagi. Bisa
dibilang pendidikan karakter masih belum efektif mengubah karakter bangsa.
Contoh 2 :
Tuntutan
dengan IPK 3.25 adalah suatu momok terbesar bagi mahasiswa sekarang. Tekanan
yang didalam maupun yang diluar cukup besar untuk mahasiswa sekarang. Dengan
SKS yang cukup banyak agaknya sungguh menyulitkan bagi mahasiswa. Tugas yang begitu banyak dan praktikum yang selalu
reguler setiap minggu juga menyulitkan bagi mahasiswa untuk membagi waktu. oleh
karena itu, dituntut bagi mahasiswa sekarang untuk belajar dan mencari wawasan
yang cukup luas diluar sana agar sesudah lulus atau wisuda nanti bisa bekerja
yang mahasiswa sekarang inginkan.
4. Dapat dipercayakah kesimpulan
dibawah ini ? jelaskan alasannya !
a.
PA : Semua
profesor pandai.
PK
: Ayahmu pandai.
K
: Pastilah Ayahmu profesor.
Kesimpulannya
yang benar adalah tidak dapat dipercaya. Karena tidak semua “Ayah pandai itu
professor”.
b.
PA : Semua
ibu kota gedung pencakar langit.
PK
: Disemua kota industri ada gedung pencakar langit.
K
: Jadi ibu kota adalah kota industri.
rumus
:
PU
: Semua A=B (disemua kota = ada gedung pencakar langit)
PK
: Semua C=A (disemua kota industri = ada gedung pencakar langit)
S
: Semua C=B (jadi ibu adalah = kota industri)
Kesimpulan
yang benar adalah “Disemua kota industri ada gedung pencakar langit”. Hal ini
dikarenakan dari PK (A), S (C&B) sudah salah mencatumkan kalimat yang
seharusnya PK (A) adalah “disemua kota” , S (C) adalah “disemua kota
industri” dan S (B) adalah “ada gedung pencakar langit”, sehingga kesimpulannya
tidak dapat dipercaya.
c.
PA : Hasil
sawah bertambah jika petani menanam padi unggul.
PK
: Hasil sawah bertambah jika pengairan diatur dengan baik.
K
: Hasil sawah bertambah jika petani menanam padi dan pengairan diatur
dengan baik.
Rumus
:
PU
: Semua A=B (Hasil sawah bertambah = jika petani menanam padi unggul)
PK
: Semua C=A (Hasil sawah bertambah = jika pengairan diatur dengan baik)
S
: Semua C=B (Hasil sawah bertambah = jika petani menanam padi dan pengairan
diatur dengan baik)
Kesimpulan
yang benar adalah hasil sawah bertambah jika petani menanam padi unggul.
Dikarenakan menanaman kalimat tidak benar yaitu dimana PK (A) dan S (B), dimana
PK (A) adalah “hasil sawah bertambah” dan S (B) adalah “jika petani menanam
padi unggul”. Sehingga tidak dapat dipercaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar